Kabupaten Muba Siap Menerapkan Sistem Resi Gudang

 

Sekayu yang telah memiliki julukan sebagai kota pelajar dan kota olah raga, kini bertekat menjadi kota sistem resi gudang (SRG). Tekat itu dipaparkan Bupati Muba, Sumsel, Pahri Azhari, saat membuka sosialisasi sistem resi gudang yang diselenggarakan Disperindag Muba bekerjasama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), di Sekayu, Muba, 19 Januari 2010.

Sosialisasi SRG itu menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Sutriono Edi dan Pimpinan BRI Cabang Sekayu, John Maruli Tampubolon. Lebih jauh dikatakan Pahri, sejumlah komoditi yang dihasilkan masyarakat Muba berpotensi untuk diresigudangkan. Diantaranya komoditi gabah, karet, kopi, crude palm oil (CPO) dan batubara.

"Kami sudah mempelajari mekanisme dan manfaat SRG sebagai alternative pembiayaan pasca panen. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi SRG untuk kalangan petani, kelompok tani dan pengusaha," jelas Pahri.

Harapan Pahri, setelah sosialisasi diselenggarakan ditindaklanjuti dengan pembangunan dua gudang sekaligus. Mengingat hingga saat ini fasilitas pergudangan yang sesuai standar belum dimiliki Muba. "Diharapkan pembangunan gudang tersebut dilakukan pihak swasta dan satunya lagi dari dana stimulus fiskal Departemen Perdagangan tahun 2010," kata Pahri.

Sementara itu, Kepala Bappebti, Deddy Saleh, mengatakan, tahun 2009 pemerintah telah membangun sebanyak 41 gudang di 34 kota dari dana stimulus fiskal. Harapan kami pun ditahun 2010 pembangunan gusang SRG terus berlanjut, sehingga manfaatnya dapat meningkatkan kinerja petani pada pasca panen.

"Pemerintah melalui Menteri Keuangan pada bulan November 2009, telah mengeluarkan kebijakan subsidi bunga bank untuk pembiayaan SRG bagi kelompok tani dan koperasi. Subsidi SRG itu ditetapkan sebesar 6 persen atau paling besar Rp 75 juta perpetani," jelas Deddy Saleh.

"Oleh karena itu kami sangat berharap pemerintah daerah lebih aktif dalam implementasi SRG. Seperti halnya Pemda Muba, inilah kali pertama daerah yang melakukan sosialisasi SRG ditahun 2010. Tentunya setelah sosialisasi ini dapat ditindaklanjuti, agar petani Muba dapat memanfaatkan pembiayaan murah SRG," tambah Deddy Saleh.

Dipihak lain, Wakil Ketua DPRD Muba, Abusari Burhan, mengatakan, pihaknya akan mendorong Pemda Muda dalam percepatan pembangunan gudang SRG.

"Kami akan mengusulkan pembangunan gudang di Muba dari dana APBD-Perubahan 2010 yang jumlahnya mencapai Rp 200 miliar. Fasilitas pergudangan sudah saatnya dimiliki Muba, apalagi SRG ini membantu petani," tegas Abusari.

Senada dengan itu, Kepala Disperindag Muba, Ihwan Muslimin, mengatakan, pihaknya akan berupaya dalam pembangunan gudang SRG. Setelah sosialisasi ini akan dicari lokasi yang tepat untuk pembanguan gudang SRG. "Kita harapkan gudang SRG Muba tersebut menjadi proyek percontohan yang pertama di Sumsel," imbuh Ihwan.

 

SRG Carnel

Sementara itu, Pimpinan BRI Sekayu, John Maruli Tampubolon, mengusulkan, melihat mekanisme SRG dan peraturan yang ada, perlu dipikirkan untuk meresigudangkan carnel kelapa sawit- buah kelapa sawit kering yang telah dilepas dari cangkangnya (Red).

"Untuk kalangan petani, resi gudang CPO rasanya tidak mungkin. Itu hanya bisa dilakukan kalangan industri. Sedangkan carnel sawit sangat bisa diresigudangkan para petani, harganya juga cukup mahal dan cenderung berfluktuasi. Dan lagi, carnel sawit kering merupakan komoditi ekspor," jelas Maruli.