Wamendag Resmikan 41 Gudang SRG

 

Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar, meresmikan Pasar Tradisional dan gudang untuk Sistem Resi Gudang (SRG) di Kabupaten Demak, Jateng, yang merupakan realisasi dari program stimulus fiskal Kementerian Perdagangan 2009.

"Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Pemerintah Daerah secara keseluruhan telah melakukan pembangunan 41 gudang komoditi primer dari dana stimulus fiskal tahun anggaran 2009 di 10 provinsi Indonesia. Gudang tersebut sesuai dengan Standar Nasional Indonesia untuk gudang komoditi pertanian," kata Wamendag, Mahendra Siregar.

Lebih jauh dikatakan Wamendag, "tugas penting dari Kementerian Perdagangan adalah mewujudkan penguatan pasar dalam negeri dengan terus membenahi sistem distribusi yang menunjang daya saing Indonesia di pasar dalam dan luar negeri. Selain itu, menyediakan kebutuhan pokok dan menjaga stabilitas harga, memberdayakan pasar tradisional dan UKM, pengembangan implementasi Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang, pengamanan pasar dan perlindungan konsumen. Serta, mengembangkan citra Indonesia melalui program ekonomi kreatif dan program gerakan Cinta Indonesia untuk menstimulasi dan promosi peningkatan penggunaan produksi dalam negeri," kata Wamendag.

Demikian antara lain dikatakan Wamendag, Mahendra Siregar, dalam sambutannya peresmian pasar trasdisional dan gudang untuk implementasi Sistem Resi Gudang, di Kabupaten Demak, Jateng, 3 Februari 2010. Hadir dalam peresmian gudang SRG tersebut antara lain, Wakil Menteri Kementerian Pertanian, Bayu Krisnamurthi, Sekda Jateng, Hadi Prabowo, Bupati Demak, Tafta Zaini dan sejumlah pejabat Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Pada acara tersebut, hadir pula sejumlah bupati dari berbagai daerah penerima dana stimulus fiskal 2009 untuk pembangunan gudang SRG.

Di saat yang sama, Wamendag Mahendra Siregar dan Wamentan Bayu Krisnamurthi, melakukan penandatanganan nota kesepakatan kerjasama pengembangan dan percepatan implementasi SRG di Indonesia. Sedangkan lingkup kerjasama tersebut yakni, pertama, penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi pengembangan percepatan implementasi SRG. Kedua, pelaksanaan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pelaksanaan SRG. Dan, ketiga, pelaksanaan sosialisasi, bimbingan teknis dan penyuluhan pelaksanaan SRG.

Sebelum acara peresmian, Wamendag dan Wamentan beserta jajaran Kementerian Perdagangan berkunjung ke Pasar Karanganyar, Demak. Pasar tersebut dibangun dari dana stimulus fiskal Kementerian Perdagangan dengan nilai Rp 8,1 miliar. Pasar ini terdiri dari 50 unit kios serta 27 unit los, dan dapat menampung 284 pedagang.

Menurut Wamendag, saat ini telah dibangun sebanyak 37 pasar yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Indonesia. Pembangunan pasar tradisional tersebut menyerap anggaran sebesar Rp 215 miliar. Sedangkan gudang SRG untuk pembiayaan pasca panen, juga dibangun sebanyk 41 unit di 38 kabupaten/kota, dengan anggaran Rp 120 miliar.

"Dengan dibangunya gudang-gudang tersebut dan telah terbentuknya kelembagaan SRG yang meliputi Pusat Registrasi, Pengelola Gudang dan Lembaga Penilaian Kesesuaian serta adanya kesiapan lembaga pembiayaan (perbankan) untuk mendanai pelaku usaha dengan skema SRG, maka dalam kesempatan ini akan dilakukan pula peluncuran Sistem Resi Gudang sebagi tanda mulai berjalannya pemanfaatan implementasi SRG di Indonesia,"ujar Wamendag.

 

Gudang Pangan

Sementara itu, Wamentan Bayu Krisnamurthi, mengatakan, kegiatan hari ini sangat terintegrasi. Mulai dari kunjungan pembangunan pasar tradisional, menyelenggarakan pasar murah, panen padi bersama dan terakhir meresmikan gudang SRG.

"Di mana pun, gudang itu sangat diperlukan untuk penyimpanan bahan pangan. Apalagi saat harga sedang turun, gudang diperlukan untuk penyimpanan dan kemudian komoditi yang disimpan bisa dijual. Dengan demikian, petani bisa memperoleh keuntungan," kata Bayu.

"Hal lain yang perlu kita sadari untuk masa mendatang, saat ini iklim sulit diprediksi. Musim hujan dan kemarau semakin tak menentu. Saat musim hujan kerap berakibat banjir sehingga mengganggu pola tanam, demikian pula dengan musim kemarau sulit untuk menemukan air. Pada hal, tanaman pangan sangat tergantung dengan ketersediaan air. Sehingga, penyimpanan bahan pangan sangat penting," tegas Bayu.

Gudang seperti ini, tambahnya, harus dimiliki daerah-daerah terutama daerah sentra produksi tanaman pangan. Dengan tersedianya gudang tersebut, akan dapat dengan mudah diketahui persediaan bahan pangan.

"Gudang SRG ini sama saja dengan lumbung padi dimasa lampau. Tetapi lumbung padi tersebut kurang memberi nilai ekonomis bagi petani. Karena lumbung padi pada dasarnya hanya untuk penyimpanan kebutuhan sehari-hari petani," jelas Bayu.

 

25 Gudang

Di lain pihak, Bupati Demak, Tafta Zaini, mengatakan, dengan surplus beras lebih dari limaratus ribu ton per tahun, Kabupaten Demak setidaknya memerlukan sebanyak 25 gudang SRG. Kebutuhan gudang itu akan diupayakan di masa mendatang, dengan gudang yang ada ini sudah dapat dijadikan sebagai contoh ideal.

"Kami akan mendorong pihak swasta untuk investasi gudang SRG. Karena, secara ekonomis pasti menguntungkan baik bagi petani maupung pengusaha pergudangan," ujar Zaini.

Dalam implementasi SRG di Demak, Tafta Zaini, mengungkapkan, bahwa pihaknya di tahun 2010 ini telah menganggarkan dana sebesar Rp 120 juta untuk insentif bagi petani yang akan menyimpan gabah atau beras di gudang.

"Biaya uji mutu, pergudangan dan lainnya yang seharusnya ditanggung petani, pada tahun 2010 ini kami gratiskan. Ini sebagai wujud dukungan Pemda Demak dalam implementasi SRG. Sehingga diharapkan petani terdorong untuk menyimpankan gabah atau beras hasil produksinya," papar Zaini.