Pemerintah 'Keroyok' Pengembangan Resi Gudang dan Pasar Lelang

 
 
JAKARTA, KOMODITI.CO - Pemerintah bertekad mengembangkan Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang secara nasional dan terintegrasi.
 
Menurut Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Bachrul Chairi, Kementerian Perdagangan akan mengangkat persoalan SRG dan Pasar Lelang dalam rapat koordinasi di tingkat Menko Perekonomian.
 
"Setelah itu dilanjutkan rakor tingkat menteri (rapat kabinet) dengan presiden. Tujuannya agar semua kementerian bisa memfokuskan pelaksanaan SRG ini. Selama ini, seolah-olah tanggung jawab pelaksanaan SRG ini menjadi tanggung jawab Kemendag saja. Padahal keberhasilan program SRG mestinya adalah hasil koordinasi lintas kementerian/lembaga negara," kata Bachrul Chairi akhir pekan kemarin.
 
Bachrul menyebutkan tak kurang terdapat 16 kementerian/lembaga yang diminta ikut berperan untuk menyukseskan program SRG ini. Salah satunya adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki program lembaga keuangan mikro.
 
"OJK ingin menyandingkannya dengan SRG. Saya sudah datang ke OJK, dan tanya apakah program OJK ini bisa untuk pembiayaan SRG. Ternyata memang program itu mendukung sektor pertanian melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Jadi, OJK juga kita minta untuk aktif di bidang pembiayaan SRG ini," terang Bachrul.
 
Ia mencontohkan peran kementerian lain seperti Kemenkop UKM yang bisa ikut serta memajukan koperasi sebagai pengelola gudang SRG.
 
"Kementan jelas setiap tahun memiliki dana bantuan pembelian sarana produksi pertanian seperti mesin pengering, dryer atau rice milling unit. Ini yang bisa menjadikan gudang SRG yang minimum fasilitas menjadi gudang yang memiliki fasilitas plus," ucap Bachrul.
 
Bachrul bilang, melalui SRG pemerintah juga telah berhasil menciptakan endowment fund atau sistem pembiayaan untuk menggantikan peran perantara atau tengkulak.
 
"Peran tengkulak ini yang harus diganti sehingga petani tidak lagi bergantung pada pedagang perantara ini. Jadi kalau di tengkulak petani meminjam, dalam setahun bunga pinjamannya bisa mencapai 50%. Nah, melalui SRG ini bunganya disubsidi cuma 6%. Pada waktu petani membutuhkan uang, uangnya ada yang bisa dipergunakan petani memenuhi kebutuhannya," kata Bachrul menjelaskan.
 
Bahkan, sambung Bachrul, kalau petani mau beli pupuk atau bibit bisa dibeli di gudang SRG tempat dia menyimpan komoditasnya. "Nanti tinggal dihitung pada saat barang diserahkan ke pembeli, petani mendapat bayaran dan membayar semua yang dibelinya tadi beserta pinjamannya. Ini yang kita mau menciptakan sesuatu yang sangat membantu petani," ia menukas.
 
Pada bagian lain, Bachrul memuji keberhasilan pemerintah daerah Jawa Barat dalam membangun SRG dan pasar lelang.
 
"Kita menginginkan semua daerah yang sudah memiliki gudang melihat keberhasilan pelaksanaan SRG di Jawa Barat. Kita ingin pemda memahami manfaat SRG ini bagi petani di daerahnya. Sebab, peranan pemda sangat penting, seperti menugaskan bank daerah ikut membiayai SRG, peran untuk pengawasannya, peran sebagai pengelola gudang atau sebagai penguji mutu agar komoditas yang disimpan sesuai dengan standar. Ini tidak bisa lepas meski di mana pun peran ini harus tetap ada," ujarnya menegaskan.
 
Oleh: Ibrahim Aji