JAKARTA - Sistem Resi Gudang (SRG) perlu dioptimalisasi baik dari sisi peranan serta penggunaan, karena selama ini masih belum dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha dan juga petani. "Di Jepara, petani dan pelaku usaha masih terbatas memanfaatkan SRG. Pemerintah sedang terus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan SRG," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, saat berdialog dengan dengan kelompok tani di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Melihat kondisi SRG di Jepara, Enggartiasto mengatakan, perlu dilakukan penguatan kelembagaan SRG, mendorong perbankan agar lebih aktif, meningkatkan fasilitas gudang, serta mensinergikan pasar lelang dengan SRG. "Saat ini, salah satu tantangan yang dihadapi yaitu masih terbatasnya infrastruktur pengolahan komoditas hasil panen di sekitar lokasi gudang SRG," kata Enggartiasto. Fasilitas yang dimiliki gudang SRG Kabupaten Jepara saat ini cukup memadai, antara lain mesin pengering dan lantai jemur. Namun demikian, masih dibutuhkan fasilitas tambahan seperti mesin pengolahan komoditas dan sarana transportasi. "Keberadaan SRG harus bisa menjadi sarana pemberi nilai tambah komoditas dengan biaya yang ekonomis. Selain itu juga dapat mengurangi keterikatan petani pada tengkulak atau pengijon," ujar Enggartiasto. Sementara itu, mengenai Pasar Lelang Komoditas (PLK), petani masih sulit mengakses secara langsung pasar komoditas yang ada. Mereka terbiasa menggunakan perantara sehingga harga yang diperoleh tidak maksimal.Untuk itu, Enggartiasto juga menekankan bahwa fungsi PLK perlu disinergikan dengan SRG. Mengenai penguatan kelembagaan, SRG di Kabupaten Jepara perlu ditingkatkan pada aspek pengelola gudang. "Pengelolaan gudang SRG di Jepara akan dilakukan oleh pengelola gudang lokal atau dapat pula dilakukan oleh koperasi atau BUMD. Selain itu, penguatan kelembagaan kelompok tani juga harus terus dilakukan," tambah Enggartiasto. Gudang yang saat ini dimanfaatkan sebagai gudang SRG di Kabupaten Jepara merupakan gudang milik Pemerintah Daerah yang dibangun Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan dengan Dana Stimulus Fiskal Tahun 2009. "Sistem resi gudang bermanfaat memperkuat ketahanan pangan sekaligus menyejahterakan petani. Karenanya, harus dimanfaatkan secara optimal," kata Enggartiasto. Sementara itu Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) Kementerian Perdagangan, Retno Rukmawati menambahkan, SRG merupakan sarana tunda jual dan pembiayaan perdagangan. “Melalui SRG petani dapat menyimpan komoditas hasil panennya ketika harga rendah untuk kemudian dijual saat harga tinggi, sehingga petani memiliki daya tawar yang lebih kuat,” ujar Retno. Gudang SRG di Kabupaten Jepara merupakan gudang milik Pemerintah Daerah yang dibangun Pemerintah Pusat melalui Bappebti Kementerian Perdagangan dengan Dana Stimulus Fiskal Tahun 2009. Gudang ini mulai beroperasi sebagai gudang SRG sejak tahun 2011 dengan PT Pertani sebagai pengelola gudangnya. Gudang ini dapat menampung komoditas 1.500 ton gabah, beras, dan jagung. Namun, sejak 2011-2016 gudang SRG Kabupaten Jepara baru dimanfaatkan untuk komoditas gabah. Sampai saat ini telah diterbitkan 25 resi gudang untuk komoditas gabah dengan volume 292,75 ton atau senilai Rp1,41 miliar.
 
Senin, 24 Oktober 2016 - 08:36 wib