Bappebti Terus Dorong Indonesia Jadi Acuan Harga Komoditi Dunia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Marthin, menyatakan Bappebti akan terus mendorong agar Indonesia bisa menjadi acuan harga komoditi dunia. Hal ini dikemukakan Marthin di hadapan 150 mahasiswa dan akademisi Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara, dalam acara sosialisasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Jum’at (29/4/2016). Namun  disadari kesiapan sumberdaya manusia yang ada masih belum memadai. “Karena itu mahasiswa perlu memahami Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), karena beberapa tahun ke depan mereka akan menjadi pelaku PBK. Begitu juga akademisi akan jadi motor pengerak PBK,” ujar Marthin dalam sambutannya mewakili Kepala Bappebti, Bachrul Chairi. Sosialisasi PBK ini dilakukan untuk memajukan perdagangan berjangka komoditi karena dirasakan industri perdagangan ini masih belum maksimal. Marthin mengungkapkan volume PBK tahun 2015 secata total baru mencapai 6,5 juta lot, 1,3 juta lot adalah transaksi multilateral (komoditi primer) dan sisanya 5,2 juta lot merupakan transaksi bilateral (SPA-sistem perdagangan alternatif). Namun  transaksi perdagangan multilateral menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang lebih besar yakni 15,47 persen dibandingkan dengan pertumbuhan transaksi SPA sebesar 7,11 persen. Rektor Universitas HKBP Nommensen, Dr. Ir Sabam Malau, menyambut baik sosialisasi PBK yang disampaikan kepada para mahasiswa ini. “Kami sangat bersemangat karena kami memang sedang giat go international. Karena seperti kata Presiden Joko Widodo kita harus memenangi persaingan global. Kalau tidak kita akan jadi pecundang,” ujar Sabam Malau. Para mahasiswa mengikuti penjelasan dan dialog tentang PBK ini sejak siang hingga sore hari denganpenuh antusias. Mereka menanyakan banyak hal terkait perdagangan komoditi ini.