Kalau Saya Tidak Dapat Ikan, Bodohlah Saya

Ini adalah kisah Nana Sukatna, salah satu pengelola gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di Cianjur, Jawa Barat, yang berhasil mengatasi masalah gejolak harga saat panen melimpah.

CIANJUR, KOMODITI.CO- Komplek gudang itu terlihat kokoh di pinggir jalan raya tak jauh dari Pasar Warung Kondang Cianjur, Jawa Barat. Bangunannya terlihat terawat dengan bagian depan ada sebuah kantor Koperasi Niaga Mukti. Koperasi  inilah yang mengelola gudang SRG (Sistem Resi Gudang ) yang terletak di sisi kantor koperasi yang dipisah sebuah sungai saluran irigasi.

Di gudang SRG ini aktivitas pengeringan gabah dan penggilingan padi terus berjalan, karena Kabupaten Cianjur hampir tidak pernah berhenti panen padi. Nana Sukatna, yang bertugas sebagai pengelola gudang SRG Cianjur, mulai pagi hingga sore terus mengawasi kegiatan pengolahan gabah dan penyimpanan padi dan beras di gudang SRG Warung Kondang ini.

Nana Sukatna, 43 tahun, selain menjadi pengelola gudang SRG juga ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) di desanya. Ia juga pernah menerima penghargaan sebagai Kelompok Tani Terbaik Nasional di zaman Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Sebagai pengelola gudang SRG Cianjur, Nana terlihat sangat bersemangat.  Bukan apa-apa. Dengan gudang SRG, yang dibangun oleh Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan, yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Koperasi Niaga Mukti, Nana bisa membuat para petani di Cianjur merasa tenang saat panen raya. Sebab rekan petani seperti dirinya tidak lagi menghadapi monster menakutkan yakni anjloknya harga saat panen raya. Para petani bisa menyimpan hasil panennya di gudang sampai kemudian harga bergerak membaik.

Nana  merasa dirinya berada di tengah laut yang banyak ikannya. Ini terkait dengan potensi Cianjur yang luar biasa sebagai salah satu lumbung pangan nasional dengan luas persawahan mencapai 57.000 hektar.  Menurut Nana, jika rata-rata setiap hektar sawah menghasilkan 10 ton padi, maka dalam setahun Cianjur memproduksi  570.000 ton padi. Potensi yang sangat besar untuk dikelola melalui gudang penyimpanan SRG.

“Saya ini ibarat nakhoda. Saya berlayar di laut yang banyak ikannya. Jadi kalau saya tidak dapat ikan, akan  terlalu bodohlah saya,” ujar Nana Sukatna memberi perumpaan kondisi yang sedang dihadapinya saat ini. Sistem Resi Gudang (SRG) sendiri adalah program pemerintah yang dijalankan oleh Bappebti Kementerian Perdagangan untuk menolong petani dengan menyediakan fasilitas gudang penyimpanan, dimana komoditi yang disimpan bisa dijadikan agunan untuk mendapat pinjaman dari bank.

Gudang SRG Cianjur seluas 3.000 meter persegi yang dikelola di bawah Koperasi Niaga Mukti ini,  kapasitasnya bisa mencapai 1.600 ton gabah dalam setahun. Tahun 2015 nilai gabah yang disimpan mencapai Rp10 miliar dengan nilai resi gudang Rp7 miliar (nilai pinjaman resi gudang yang diberikan oleh bank 70 persen dari nilai komoditi yang disimpan di gudang SRG).

Dengan kapasitas itu Nana mengungkapkan sebagai sebuah bisnis, operasional koperasi sudah bisa berjalan dengan baik. Berdasarkan pengalaman selama ini jika gudangnya hanya terisi 600 ton saja per tahun maka pihaknya akan mengalami kerugian. Titik impasnya menurut pria lulusan SMA ini,  adalah 700 ton per tahun.

Walau terhitung sudah menguntungkan dari mengelola gudang yang ada, namun Nana dan pengurus Koperasi Niaga Mukti lainnya  merasa belum puas. Ayah 3 anak ini mengaku hatinya seringkali gundah karena seringkali terpaksa menolak petani yang ingin menyimpan gabah atau beras mereka di gudang SRG yang dikelolanya. Wajar saja, sebab kapasitas gudang yang ada saat ini baru sekitar 1,5 persen saja dari potensi  produksi padi di Cianjur secara keseluruhan.

Kunjungan Kepala Bappebti, Sutriono Edi, dan pejabat Pemda Kab. Cianjur ke gudang SRG Cianjur/foto:Nirfan Rifki

Karena itu ia berharap bisa lebih banyak lagi gudang SRG yang dibangun di Cianjur, apakah itu melalui program pemerintah ataupun dibuat oleh swasta, agar para petani bisa  menyimpan hasil panen mereka saat panen, untuk kemudian menjualnya pada saat harga sudah membaik.

SRG Koperasi Niaga Mukti boleh berbangga menjadi salah satu gudang SRG terbaik dan menjadi acuan untuk pengelolaan gudang SRG di daerah lainnya. “Saya tidak boleh lengah  Saya sedang mengumpulkan semangat. Jangan sampai saya dimanjakan dengan reputasi yang sudah saya capai sekarang ini,” ujar Nana sambil menepuk tumpukan karung gabah di gudangnya. (tim Komoditi.co)

Penulis : Sayadi San | Sabtu, 12 Maret 2016 | 17:16 WIB