BAB VII

PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI

 

Pasal 78

  1. Penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri hanya dapat dilakukan ke Bursa Berjangka dan Kontrak Berjangka yang daftarnya ditetapkan oleh Bappebti.
  2. Dalam menetapkan daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bappebti melakukan penelitian terhadap Bursa Berjangka dan Kontrak Berjangka luar negeri.

 

Pasal 79

  1. Dalam menetapkan daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1), Bappebti mempertimbangkan :
    1. peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka luar negeri yang bersangkutan memberi perlindungan yang sama kepada Nasabah dalam negerinya dan Nasabah dari luar negeri;
    2. persyaratan dan likuiditas Kontrak Berjangka luar negeri yang diperdagangkan; dan
    3. Kontrak Berjangka sebagaimana dimaksud huruf b mempunyai manfaat bagi perekonomian Indonesia.
  2. Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan mengenai tata cara penetapan daftar Bursa Berjangka dan Kontrak Berjangka luar negeri ditetapkan oleh Bappebti.

 

Pasal 80

  1. Penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri hanya dapat dilakukan oleh Pialang Berjangka.
  2. Pialang Berjangka sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mendapat persetujuan dari Bappebti.
  3. Untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pialang Berjangka wajib :
    1. menyetorkan dana jaminan sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti;
    2. mempunyai Wakil Pialang Berjangka yang menguasai atau mengerti peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka negara yang bersangkutan.
  4. Permohonan untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan dokumen dan/atau keterangan sebagai berikut :
    1. izin usaha sebagai Pialang Berjangka dari Bappebti;
    2. surat kesepakatan antara pemohon dengan Pialang Berjangka Anggota Lembaga Kliring Berjangka luar negeri yang bersangkutan; dan
    3. daftar Kontrak Berjangka yang akan diperdagangkan sesuai dengan daftar yang ditetapkan Bappebti.
  5. Permohonan untuk mendapatkan persetujuan sebagai Pialang Berjangka yang dapat menyalurkan amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya ditetapkan oleh Bappebti.

 

Pasal 81

  1. Dana jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (3) huruf a, digunakan untuk membayar kewajiban Pialang Berjangka kepada Nasabah yang tidak bisa atau lalai diselesaikan.
  2. Dana jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (3) huruf a, dikembalikan kepada Pialang Berjangka, apabila yang bersangkutan menghentikan kegiatan penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri.
  3. Tata cara pengelolaan dana jaminan ditetapkan oleh Bappebti.

 

Pasal 82

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan mengenai penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri ditetapkan oleh Bappebti.